Blog Details

HomeKebidanan & KandunganGejala Preeklamsia

Gejala Preeklamsia

Gejala Preeklamsia

[fusion_builder_container hundred_percent=”no” hundred_percent_height=”no” hundred_percent_height_scroll=”no” hundred_percent_height_center_content=”yes” equal_height_columns=”no” menu_anchor=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” status=”published” publish_date=”” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” enable_mobile=”no” parallax_speed=”0.3″ video_mp4=”” video_webm=”” video_ogv=”” video_url=”” video_aspect_ratio=”16:9″ video_loop=”yes” video_mute=”yes” video_preview_image=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” margin_top=”” margin_bottom=”” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=””][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ layout=”1_1″ spacing=”” center_content=”no” link=”” target=”_self” min_height=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_image_id=”” background_position=”left top” background_repeat=”no-repeat” hover_type=”none” border_size=”0″ border_color=”” border_style=”solid” border_position=”all” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=”” margin_top=”” margin_bottom=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=”” last=”no”][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]

Gejala Preeklamsia

[/fusion_text][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]

Gejala Preeklamsia dapat berbeda-beda pada setiap wanita, bahkan mungkin tidak ada gejala yang jelas. Terutama pada kasus yang ringan. Apalagi, gejala bengkak pada kaki dan penglihatan buram memang sering dialami oleh wanita hamil. Namun untuk berjaga-jaga, jika anda merasakan hal ini, sebaiknya berkonsultasi segera dengan dokter.

Preeklampsia dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga tekanan darah jadi meningkat dan aliran darah ke organ seperti hati, ginjal dan otak menurun. Akibatnya dapat terjadi kejang dan kerusakan permanen. Sedangkan bayi bayi, menurunkannya aliran darah ke rahim dapat menyebabkan kurangnya cairan ketuban, gangguan pertumbuhan janin, bahkan terlepasnya plasenta dari dinding rahim. Selain itu, jika preeklampsi mulai mempengaruhi keselamatan ibu, ada risiko terjadinya kelahiran prematur karena preeklampsi hanya bisa sembuh setelah bayi lahir. “Semakin dini terdiagnosis dan ditangani, maka prognosis ibu dan bayi akan semakin baik” jelas Dr. dr. Budi Iman S, SpOG(K).

Masih belum diketahui penyebabnya

Apa yang menyebabkan terjadinya preeklampsia masih belum diketahui dengan jelas. Ada beberapa dugaan seperti gangguan aliran darah ke rahim, kerusakan pembuluh darah, gangguan sistem imun, kegemukan, hingga diet yang buruk. Meski penyebabnya belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan sejumlah wanita lebih berisiko mengalami preeklampsia:

  • Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya atau pada keluarga
  • Kehamilan pertama
  • Usia lebih muda dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
  • Obesitas
  • Kehamilan kembar
  • Jarak kehamilan yang terlalu jauh
  • Diabetes dan diabetes gestasional
  • Riwayat hipertensi, migren, diabetes, penyakit ginjal, dan lain-lain

[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

About Author

admin

Previous Post

Next Post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp chat