Preeklamsia
[fusion_builder_container hundred_percent=”no” hundred_percent_height=”no” hundred_percent_height_scroll=”no” hundred_percent_height_center_content=”yes” equal_height_columns=”no” menu_anchor=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” status=”published” publish_date=”” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” enable_mobile=”no” parallax_speed=”0.3″ video_mp4=”” video_webm=”” video_ogv=”” video_url=”” video_aspect_ratio=”16:9″ video_loop=”yes” video_mute=”yes” video_preview_image=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” margin_top=”” margin_bottom=”” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=””][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ layout=”1_1″ spacing=”” center_content=”no” link=”” target=”_self” min_height=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_image_id=”” background_position=”left top” background_repeat=”no-repeat” hover_type=”none” border_size=”0″ border_color=”” border_style=”solid” border_position=”all” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=”” margin_top=”” margin_bottom=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=”” last=”no”][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]
Preeklamsia
[/fusion_text][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]
Preeklamsia dahulu dikenal dengan keracunan kehamilan, preeklampsia sekarang tetap menjadi momok bagi wanita hamil yang memasuki trimester ke tiga. Preeklampsia adalah kondisi pada wanita hamil, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein berlebih di dalam urin. Jika tidak terdiagnosis dan ditangani, preeklampsia dapat menimbulkan komplikasi serius, bahkan fatal bagi ibu dan janin. Gangguan ini tidak ada obatnya, dan baru akan berangsur-angsur menghilang setelah bayi dilahirkan. Menakutkan? Tenang, meski tidak dapat dicegah tapi anda bisa melindungi diri dengan mempelajari gejala-gejala preeklampsia dan memeriksakan diri secara teratur ke dokter.
Bengkak yang tidak biasa
Preeklampsia dapat timbul selama separuh akhir kehamilan (sekitar 20 minggu) atau segera setelah bayi dilahirkan. Umumnya preeklampsia ringan timbul menjelang tanggal perkiraan kelahiran bayi. Dengan perawatan yang baik, ibu dan bayi umumnya akan baik-baik saja. Namun jika diabaikan dan bersifat berat, preeklampsia dapat menimbulkan komplikasi ke berbagai organ, bahkan mengancam jiwa.
Menurut Dr. dr. Budi Iman S, SpOG(K), spesialis kebidanan dan kandungan, RS YPK Mandiri, kebanyakan kasus preeklampsia baru diketahui setelah ibu diperiksa tekanan darah dan kadar protein urinnya pada pemeriksaan kehamilan rutin. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk tidak melewatkan pemeriksaan kehamilannya. Pada preeklampsia, hasil pemeriksaan tekanan darah akan tinggi (hipertensi), yaitu 140/90 mmHg atau lebih dalam dua kali pemeriksaan dnegan rentang waktu sedikitnya 6 jam. Selain itu, terdapat kadar protein urin yang tinggi (proteinuria). Jika berlanjut, preeklampsia dapat menimbulkan gejala seperti:
- Udem atau pembengkakan pada kaki, tungkai, wajah, dan tangan akibat retensi cairan
- Nyeri kepala hebat
- Gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur, kebutaan sementara, atau sensitif terhadap cahaya
- Nyeri pada perut bagian atas, terutama di bawah iga sebelah kanan
- Mual atau muntah
- Pusing berkunang-kunang
- Jumlah urin berkurang
- Peningkatan berat badan berlebih, biasanya lebih dari 1 kg per minggu
[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]