Bayi Besar dan Diabetes Selama Kehamilan
[fusion_builder_container hundred_percent=”no” hundred_percent_height=”no” hundred_percent_height_scroll=”no” hundred_percent_height_center_content=”yes” equal_height_columns=”no” menu_anchor=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” status=”published” publish_date=”” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” enable_mobile=”no” parallax_speed=”0.3″ video_mp4=”” video_webm=”” video_ogv=”” video_url=”” video_aspect_ratio=”16:9″ video_loop=”yes” video_mute=”yes” video_preview_image=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” margin_top=”” margin_bottom=”” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=””][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ layout=”1_1″ spacing=”” center_content=”no” link=”” target=”_self” min_height=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_image_id=”” background_position=”left top” background_repeat=”no-repeat” hover_type=”none” border_size=”0″ border_color=”” border_style=”solid” border_position=”all” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=”” margin_top=”” margin_bottom=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=”” last=”no”][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]
Bayi Besar dan Diabetes Selama Kehamilan
[/fusion_text][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]
Diabetes selama kehamilan, bukan cerita yang mengherankan lagi jika obesitas kini tidak hanya terjadi di negara maju. Negara berkembang seperti Indonesia juga memiliki penderita obesitas yang tidak kalah banyaknya. Epidemi obesitas di seluruh dunia sedikit banyak ikut bersumbangsih dalam meningkatnya jumlah bayi yang lahir besar. Pasalnya, ibu yang mengalami obesitas berisiko dua hingga tiga kali lipat mengalami diabetes kehamilan dibanding ibu hamil yang memiliki berat badan normal.
Mengapa diabetes dapat membuat bayi menjadi besar? Pada diabetes, kadar gula darah dan insulin di dalam tubuh ibu akan terus tinggi. Akibatnya, bayi terus mendapat asupan gula. Insulin sendiri juga merupakan hormon yang dapat memicu pertumbuhan bayi.
Diabetes yang dialami ibu hamil ada dua macam. Yang pertama adalah diabetes tipe 2, yaitu jenis diabetes yang memang sudah diidap sang ibu sejak sebelum hamil. Jenis kedua adalah diabetes kehamilan (diabetes gestasional), yaitu jenis diabetes yang hanya terjadi saat ibu sedang hamil dan menghilang setelah bayi nya lahir. Jenis diabetes ini seringkali tidak terdeteksi atau tidak tertangani dengan baik. Karena takut akan melahirkan anak yang kecil, ibu-ibu ini juga seringkali makan berlebihan. Akibatnya, berat badannya tidak hanya terus naik, kadar glukosa darah dan insulinnya juga tinggi.
Selain obesitas dan diabetes, ada beberapa faktor yang juga dipercaya dapat menyebabkan bayi lahir besar. Di antaranya faktor etnis, peningkatan berat badan yang cukup banyak selama kehamilan, jenis kelamin bayi (anak laki-laki biasanya lebih berat dibanding anak perempuan), kehamilan pada ibu yang berusia lebih dari 35 tahun, dan lahirnya bayi lewat dari waktu yang diperkirakan. Risiko bayi besar juga terjadi pada ibu-ibu yang sebelumnya pernah melahirkan bayi dengan berat badan besar. Apalagi, setiap melahirkan, berat badan anak yang dilahirkan juga akan semakin besar. Jika risiko-risiko ini tidak ada, ada kemungkinan bahwa bayi mengalami kelainan genetik yang memengauhi pertumbuhan.
Perut terlihat besar dan air ketuban berlebih
Giant baby tidak dapat dideteksi saat janin masih berada di dalam kandungan. Berat bayi baru dapat dipastikan saat ia sudah lahir ke dunia. Pemeriksaan ultrasonografi memang dapat memperkirakan berat badan dan usia kehamilan. Meski demikian, pemeriksaan ini tidak akurat bahkan sering melenceng jauh. Pada akhirnya, banyak bayi yang diperkirakan besar, ternyata saat lahir berat badannya normal. Sebaliknya, ada bayi yang diperkirakan beratnya normal, ternyata saat lahir berukuran besar.
Beberapa indikator yang dapat merupakan tanda bahwa janin berukuran besar adalah perut yang besar dan jumlah air ketuban yang banyak. Pada pemeriksaan rutin kehamilan dan sesaat sebelum melahirkan, dokter atau bidan biasanya mengukur jarak antara puncak uterus dan tulang kelamin. Hal ini disebut dengan tinggi fundus. Bila tinggi fundus lebih besar dibanding perkiraan, mungkin si jabang bayi mengalami makrosomia.
Jumlah air ketuban yang berlebih juga dapat menjadi tanda bahwa janin berukuran besar. pasalnya, semakin besar janin di dalam kandungan, semakin banyak urine yang dihasilkannya. Akibatnya, cairan ketuban atau amnionnya juga akan semakin banyak. Kondisi ini disebut juga dengan polihidramnion. Meski demikian, polihidramnion juga dapat disebabkan oleh hal-hal lainnya.
[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]