Pentingnya Periksa Gula Darah Selama Kehamilan
[fusion_builder_container hundred_percent=”no” hundred_percent_height=”no” hundred_percent_height_scroll=”no” hundred_percent_height_center_content=”yes” equal_height_columns=”no” menu_anchor=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” status=”published” publish_date=”” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” enable_mobile=”no” parallax_speed=”0.3″ video_mp4=”” video_webm=”” video_ogv=”” video_url=”” video_aspect_ratio=”16:9″ video_loop=”yes” video_mute=”yes” video_preview_image=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” margin_top=”” margin_bottom=”” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=””][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ layout=”1_1″ spacing=”” center_content=”no” link=”” target=”_self” min_height=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_image_id=”” background_position=”left top” background_repeat=”no-repeat” hover_type=”none” border_size=”0″ border_color=”” border_style=”solid” border_position=”all” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=”” margin_top=”” margin_bottom=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=”” last=”no”][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]
Pentingnya Periksa Gula Darah Selama Kehamilan
[/fusion_text][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]Makrosomia tidak hanya dapat menimbulkan risiko pada kesehatan bayi, melainkan juga pada ibu yang melahirkannya. Makrosomia dapat menyebabkan proses persalinan menjadi sulit dan berisiko menimbulkan cedera lahir. Bayi dengan makrosomia juga berisiko mengalami gangguan kesehatan setelah lahir.
Semakin besar bayi yang dilahirkan, risikonya juga akan semakin besar, terutama pada bayi yang lahir dengan berat lebih dari 4500 gram.
Risiko pada ibu
Bayi besar akan menimbulkan dampak pada ibu selama proses melahirkan berlangsung. Pada persalinan normal, bahu pada bayi yang berukuran besar berisiko tersangkut saat proses persalinan. Akibatnya, mungkin diperlukan bantuan alat seperti forseps atau vakum selama proses melahirkan. Jika proses persalinan berjalan kurang baik, dokter mungkin akan menganjurkan operasi caesar tanpa rencana.
Kemungkinan terjadinya cedera selama proses persalinan akan lebih besar dibanding saat melahirkan bayi dengan berat normal. Cedera dapat berupa robekan vagina atau perineum, hingga robekan pada rahim. Hal ini dapat terjadi bila ibu sebelumnya pernah menjalani operasi caesar atau pembedahan di daerah rahim. Bahaya lainnya adalah jika rahim gagal berkontraksi setelah persalinan sehingga terjadi perdarahan pasca persalinan.
Risiko pada bayi
Giant baby umumnya lahir dengan kondisi baik dan sehat. Risiko saat persalinan dapat terjadi jika bahu si kecil tersangkut saat persalinan. Hal yang disebut dengan distosia bahu ini dapat menyebabkan patahnya tulang di daerah leher atau kerusakan pada saraf bahu dan lengan si kecil. Kedua hal ini dapat terjadi akibat dorongan kontraksi rahim atau manuver yang dilakukan petugas selama persalinan. Meski demikian, kedua cedera ini dapat diobati dan sembuh tanpa masalah berarti.
Sesaat setelah lahir, giant baby biasanya mengalami hiperglikemia (kadar glukosa darah berlebih). Namun, beberapa jam setelah lahir kadar glukosa darah dapat terus menurun hingga terjadi hipoglikemi. Hal ini terjadi akibat kadar insulin bayi yang didapat dari ibunya masih tinggi. Di kemudian hari giant baby berisiko memiliki tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah yang tinggi. Ia juga berisiko mengalami kegemukan sejak masa kanak-kanak. Semua hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes, penyakit jantung, dan stroke di kemudian hari.
Periksakan kadar glukosa darah selama hamil
Jika dulu pemeriksaan kehamilan berfokus pada kesejahteraan janin, kini pemeriksaan ini juga perlu mencari adanya kemungkinan janin yang ‘terlalu sejahtera’. Di antaranya adalah dengan memeriksa kadar glukosa darah ibu selama hamil secara rutin. Tujuannya adalah untuk mendeteksi adanya diabetes gestasional. Pemeriksaan juga perlu dilakukan bila ibu memiliki riwayat diabetes tipe 2 sejak sebelum hamil. Jika memang terdapat dua kondisi ini, diperlukan penanganan agar kadar glukosa darah dan insulin tetap terkontrol selama kehamilan.
Bila janin diduga akan lahir dengan berat badan besar, dokter mungkin menganjurkan Anda untuk melahirkan melalui operasi Caesar. Apalagi jika sebelumnya Anda memiliki riwayat melahirkan bayi besar atau distosia bahu pada persalinan-persalinan sebelumnya. Pilihan operasi caesar secara terencana juga mungkin ditawarkan saat bayi memasuki usia 38 minggu. Tujuannya adalah agar bayi tidak terlalu besar saat dilahirkan. Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu apakah paru-paru janin sudah berkembang baik jika dikeluarkan sebelum waktunya.
Setelah si kecil yang besar lahir, dokter akan memeriksa apakah terdapat cedera lahir, memeriksa kadar gula darah, dan memeriksa jumlah sel darah merah pada bayi. Bila perlu, ia mungkin perlu dirawat di ruang perawatan intensif. Anda perlu ingat, bahwa si kecil berisiko mengalami obesitas pada masa kanak-kanak dan diabetes. Untuk ibu sendiri, bila ditemukan diabetes gestasional, diperlukan pemeriksaan kadar glukosa darah setelah melahirkan karena 20% diabetes gestasional akan menetap atau berulang pada kehamilan berikutnya.[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]