Blog Details

HomeKebidanan & KandunganTerapi Perlengketan Usus

Terapi Perlengketan Usus

Terapi Perlengketan Usus

[fusion_builder_container hundred_percent=”no” hundred_percent_height=”no” hundred_percent_height_scroll=”no” hundred_percent_height_center_content=”yes” equal_height_columns=”no” menu_anchor=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” status=”published” publish_date=”” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” enable_mobile=”no” parallax_speed=”0.3″ video_mp4=”” video_webm=”” video_ogv=”” video_url=”” video_aspect_ratio=”16:9″ video_loop=”yes” video_mute=”yes” video_preview_image=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” margin_top=”” margin_bottom=”” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=””][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ layout=”1_1″ spacing=”” center_content=”no” link=”” target=”_self” min_height=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_image_id=”” background_position=”left top” background_repeat=”no-repeat” hover_type=”none” border_size=”0″ border_color=”” border_style=”solid” border_position=”all” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=”” margin_top=”” margin_bottom=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=”” last=”no”][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]

Terapi Perlengketan Usus

[/fusion_text][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]Dikatakan oleh Prof. dr. Endy M. Moegni, SpOG(K), dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS YPK Mandiri, Jakarta, pada beberapa kasus, perlengketan usus dapat menimbulkan sumbatan pada usus dan gangguan kesuburan pada wanita. Hal ini disebabkan oleh jaringan parut tebal dan kaku yang menarik jaringan di sekitarnya. Bila terjadi di daerah usus, usus dapat tertekuk, terpuntir, atau tertarik dari posisinya semula. Akibatnya, usus dapat tersumbat separuh atau tertutup sepenuhnya sehingga makanan atau feses tidak dapat melewati usus. Hal ini dapat menimbulkan gejala berupa nyeri perut yang hebat, mual, muntah, kembung, perut terlihat membesar, serta sulit buang angin dan buang air besar. Sumbatan total pada usus sangat berbahaya sehingga perlu diatasi dan biasanya harus segera dioperasi.

Jaringan parut atau perlengketan pada perut bagian bawah berisiko menyebabkan gangguan kesuburan pada wanita. “Perlengketan ini dapat menyebabkan saluran telur menjadi tertekuk, terpuntir atau tertarik sehingga sel telur tidak dapat lewat menuju rahim,” jelas Prof. Endy.

Tidak semua penyakit di daerah perut dapat terlihat dengan menggunakan rontgen. Perlengketan di daerah perut adalah salah satu contohnya. Rontgen atau USG hanya dapat melihat apakah usus memang tersumbat. Lalu, bagaimana kita bisa tahu apakah di dalam perut kita terdapat perlengketan atau tidak? Satu-satunya cara adalah dengan melakukan operasi dan melihat ke dalam perut.

Apakah semua perlengketan harus dioperasi? Perlengketan di daerah perut ternyata tidak perlu dioperasi selama tidak menimbulkan masalah kesehatan. Pembedahan biasanya hanya dilakukan jika perlengketan tersebut menimbulkan nyeri, sumbatan usus, dan gangguan kesuburan. Hingga kini, pembedahan masih merupakan satu-satunya cara untuk membebaskan perlengketan dari organ. Meski demikian, perlu diingat bahwa pembedahan ini juga berisiko menimbulkan perlengketan baru sehingga perlu dilakukan dengan sangat hati-hati.

Jika sumbatan  perlengketan usus bersifat total, pembedahan harus segera dilakukan. Namun, jika hanya tersumbat separuh, pembedahan dapat ditunda. Gejala sumbatan parsial ini dapat diredakan dengan memberikan makanan cair atau makanan yang sedikit menyisakan ampas, yaitu makanan yang banyak mengandung susu, rendah serat, dan yang mudah dicerna oleh usus.

Cegah dengan laparoskopi

Zaman dahulu, pembedahan dilakukan dengan melakukan sayatan besar di kulit agar dokter bedah dapat melihat dengan jelas ke dalam tubuh. Tidak heran jika akhirnya risiko terjadinya perlengketan sangat tinggi. Perlengketan memang sulit dihindari, tetapi dapat diminimalkan melalui pembedahan secara lembut, teliti, dan hati-hati.

Saat ini, pembedahan dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi atau peneropongan. “Dengan demikian, sayatan yang diperlukan jauh lebih kecil dibanding bedah terbuka,” paparnya. Agar dapat terlihat jelas dan dokter dapat menggerakkan peralatan bedah secara bebas, bagian dalam perut dikembangkan menggunakan gas karbondioksida. Dengan demikian, perlengketan dapat dihindari atau setidaknya menjadi minimal. Selain itu, penggunaan sarung tangan latex-free, mempersingkat lama operasi, dan menjaga agar jaringan tidak mengering selama operasi juga akan menurunkan kemungkinan terbentuknya perlengketan.[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]

About Author

admin

2 Comments

  • Mat sore Prof..Sy Nita dr NTT..sy punya keluhan nyeri di bag perut kanan bwah.sdh di sityscan kata dokter tdk ad masalah, tp smp skrg sy msh merasa kurang nymanan dg nyeri ini Prof..Nyeri akan lebh terasa saar pagi hari Prof..Kira kira sy hrs ke dokter mana lagi dok..biar bs diambl tindakan tepat agr nyeri ini bs hilang??
    Mohon petunjul Prof. Terima kasij

    • salam sehat ibu Nita,

      untuk ibu nita kami sarankan untuk dapat berkonsultasi telemedicine,
      untuk pendaftaran telemedicine bisa hubungi : 0812 8500 1679
      terima kasih

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WhatsApp chat