Vaginismus, Gejala, Penyebab dan Terapinya
[fusion_builder_container hundred_percent=”no” hundred_percent_height=”no” hundred_percent_height_scroll=”no” hundred_percent_height_center_content=”yes” equal_height_columns=”no” menu_anchor=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” status=”published” publish_date=”” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_position=”center center” background_repeat=”no-repeat” fade=”no” background_parallax=”none” enable_mobile=”no” parallax_speed=”0.3″ video_mp4=”” video_webm=”” video_ogv=”” video_url=”” video_aspect_ratio=”16:9″ video_loop=”yes” video_mute=”yes” video_preview_image=”” border_size=”” border_color=”” border_style=”solid” margin_top=”” margin_bottom=”” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=””][fusion_builder_row][fusion_builder_column type=”1_1″ layout=”1_1″ spacing=”” center_content=”no” link=”” target=”_self” min_height=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” background_color=”” background_image=”” background_image_id=”” background_position=”left top” background_repeat=”no-repeat” hover_type=”none” border_size=”0″ border_color=”” border_style=”solid” border_position=”all” padding_top=”” padding_right=”” padding_bottom=”” padding_left=”” margin_top=”” margin_bottom=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=”” last=”no”][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]
Vaginismus, Gejala, Penyebab dan Terapinya
[/fusion_text][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”default” rule_size=”” rule_color=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=””]Selain terapi psikologi dan exercise yang telah disampaikan pada artikel sebelumnya untuk terapi vaginismus. Saat ini pada kasus vaginismus dokter dapat beberapa obat-obatan diantaranya pemberian muscle relaxants, obat anastesi, dan melakukan tindakan disensitisasi dengan penyuntikan botulinum toxin pada titik tertentu di otot bulbocavernosus yang mengelilingi vagina.
Dikatakan oleh dr. Yusfa Rasyid, SpOG, spesialis kebidanan dan kandungan RS YPK Mandiri, Jakarta, seminggu sebelum injeksi botulinum toxin, pasien akan diberikan resep berupa krem anastesi lokal, dan diminta untuk mengoleskanya pada bagian vulva dan perineum setiap hari. “Tujuannya agar pasien secara tidak langsung melakukan desensisitasi dan disiapkan untuk tidak merasakan sakit pada hari penyuntikan. Pada hari H, satu jam sebelum tindakan pasien kembali diminta untuk mengoleskan cream tersebut,” lanjut dr. Yusfa.
Apabila desensitisasi tidak berhasil dan pasien tetap takut, tindakan penyuntikan dapat dilakukan dengan pembiusan narkolepsi, bius tidur. Kelebihan cara ini, selain pasien relax, dokter juga dapat melakukan penyuntikan dengan relax dan setelah penyuntikan dapat ditambahkan terapi pemasangan mold, semacam gabus yang dibentuk mirip mr. P, disarungi kondom, ditinggalkan selama 24 jam di dalam vagina, atau dicabut setelah pasien merasa nyaman.
Terapi mold dapat menjadi desensitisasi sekaligus mengubah persepsi pasien, bahwa sesuatu yang memasuki vagina dengan ukuran tersebut merupakan suatu yang normal dan tidak menyakitkan/ menakutkan.
Paska Terapi
Paska terapi pasien sudah bisa pulang ke rumah. Umumnya pada 10 hari paska terapi manfaat penyuntikan botulinum toxin mulai efektif. Pada kondisi ini, penderita vaginismus bersama pasangannya diperbolehkan melakukan senggama sebagai usaha penetrasi.
Biaya yang dikeluarkan pasien pada kasus vaginismus dengan terapi ini cukup terjangkau, dengan efektifitas terapi yang sangat memuaskan dari beberapa literatur yang ada.
Seperti diketahui bersama tujuan pernikahan adalah mendapatkan keturunan dan kesenangan. Mereka wanita dengan vaginismus, sulit mencapai keduanya. Selagi terapi botulinum toxin dilakukan, penderita vaginismus dapat melakukan program inseminasi dengan pembiusan terutama pada kasus vaginismus berat. Inseminasi tanpa pembiusan dapat dilakukan pada penderita vaginismus derajat ringan dengan cara memilih alat dilatasi vagina super kecil. “Bagusnya, melakukan program kehamilan berbarengan terapi vaginismus dapat menjadi pengalihan, sehingga pasien tidak fokus pada rasa takut akibat vaginismus,” pungkas dr. Yusfa.[/fusion_text][/fusion_builder_column][/fusion_builder_row][/fusion_builder_container]
2 Comments
Untuk terapi dilatasi biaya nya berapa ya,? Maaf kami blm mampu jika terlalu tinggi biaya nya,.
Salam sehat,
untuk biaya terapi dilatasi bisa hubungi : 0812 8500 1679 (WA)